Peringati Hari Anti Korupsi se-Dunia setiap 9 Desember, di Kabupaten Asahan, Kamis (9/12) diwarnai dengan aksi unjuk rasa gabungan sejumlah elemen masyarakat. Mereka menilai Kejari Asahan mandul dan tak mampu menangani berbagai kasus korupsi di Asahan.
Sebelumnya elemen masyarakat ini melakukan orasi di Tugu Perjuangan Jalan Imam Bonjol Kisaran, dilanjutkan dengan longmarch dari Jalan Imam Bonjol–Jalan Cokroaminoto, kemudian menuju kantor Kejaksaan Negeri Kisaran, dan berakhir di Kantor Bupati Asahan.
Dalam aksi tersebut Posko Gerakan Berantas Korupsi (PGBK), Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) Kabupaten Asahan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Asahan-Tanungbalai, LS-Adi serta elemen LSM dan lembaga atau organisasi sosial kemasyarakatan lainnya.
"Kita mau pemberantasan korupsi di kabupaten ini segera dilakukan dengan tegas dan tidak tebang pilih," kata Ketua IMM Asahan-Tanjungbalai," Kiki Komeni sesaat setelah mendekat di kantor Kejari itu.
Sesampainya di depan kantor Kejari di Jalan Suprataman ada terbentang spanduk di pagar depan kantor yang berbunyi "KORUPSI NO, KEJUJURAN YES!". Spanduk itu seakan menyambut siapa saja yang berkunjung ke kantor penegak hukum itu dan termasuk rombongan pengunjuik rasa.
Tapi spanduk itu bukannya membuat sejuk para pengunjuk rasa, malah mereka langsung masuk ke halaman kantor dan berteriak menyebut Kejari Kisaran mandul untuk memberantas korupsi di Asahan.
"Kami tidak butuh kata-kata tapi adalah tindakan nyata," seru salah seorang di antara pengunjuk rasa itu.
Padahal saat itu para pegawai di kantor kejari sedang melakukan peringatan hari anti korupsi. Namun kedatangan massa sambil berteriak-teriak dan mengusung beberapa spanduk, poster serta berbagai atribut lainnya memasuki membuat para pegawai Kejari Kisaran kebingungan.
Pengunjuk rasa juga meminta Kejari Kisaran sebagai institusi penegak hukum agar bekerja lebih keras lagi dan tidak tebang-pilih dalam upaya penindakan terhadap pelaku kejahatan korupsi di Asahan.
Para pendemo juga meminta untuk bisa berdialog langsung dengan Kajari (Kepala Kejaksaan Negeri) Kisaran, Didi Suhardi SH MH.
Setelah sekira 15 menit orasi digelar, akhirnya pendemo ditemui Kasi Intelijen Kejari Kisaran, Rudi Parhusip SH, mewakili Kajari Kisaran yang saat itu sedang tidak berada di tempat berhubung harus hadir sebagai salah satu pembicara pada seminar "Anti Korupsi" yang digelar KNPI Asahan di hari yang sama.
Kepada para pendemo, Kasi Intelijen Kejari Kisaran, RParhusip SH mengatakan bahwa hingga saat ini pihak Kejari Kisaran tetap serius dan tak pernah main-main dalam menangani kasus-kasus dugaan korupsi menyangkut dana APBD Asahan dan Batu Bara.
Tapi pendemo tampak tidak menghiraukan penjelasannya dan justru mereka tetap mendesak agar Kajari yang harus menemui mereka. Bahkan Aditia dari LS-ADI sempat melakukan swiping ke dalam kantor untuk mengetahui pasti di mana Kajari. Tapi karena Kajari tidak berada di tempat, Aditia kembali bergabung dengan rekannya yang ada di halaman kantor dan menyebut bahwa Kejari Kisaran dinilai mandul karena sudah banyak kasus dugaan korupsi yang dilapor, ternyata tidak diketahui juntrungnya.
Selanjutnya pengunjuk rasa meninggalkan Kejari Kisaran dengan merasa kecewa karena tidak bisa berjumpa langsung dengan Kajari Kisaran.
Begitupun sebut Aditia, pihaknya akan kembali datang dalam waktu dekat untuk menyampaikan tuntutannya sekaligus membawa daftar laporan yang sudah sampai ke Kejari, tapi tidak diketahui kejelasannya.
Sedang Kasi Intel, R Parhusip menyebutkan, pihaknya telah banyak menangani kasus dugaan korupsi yang sudah sampai ke pengadilan maupun yang sudah divonis atas perbuatan tindak pidana korupsi.
"Sudah banyak laporan masyarakat yang berhasil dituntaskan, tapi masih ada juga yang dalam penyelidikan," sebutnya.
Ketua Posko Gerakan Berantas Korupsi (PGBK) Kabupaten Asahan, Mukhlis Bela mengingatkan kepada Bupati Asahan, Taufan Gama Simatupang agar tidak menjadi seorang koruptor.
Sebab menurut Mukhlis, belakangan ini ada beberapa pembangunan, seperti rehap rumah dinas bupati dan rehap kantor bupati yang menurut mukhlis belum perlu dilakukan.
"Rumah dinas dan kantor bupati masih bagus dan sangat layak dipakai. Saya nilai tidak perlu rehap, langsung ditempati juga masih bisa. Kok dibiarkan munculnya pengeluaran uang Negara gara-gara merehapnya. Sementara masih banyak pembangunan yang urgen atau lebih penting dan membutuhkan dana besar harus dilakukan di Asahan ini," katanya memberikan oto kritik kepada pemerintahan daerah saat ini.
Hal ini disampaikannya saat bergabung dengan sejumlah elemen melakukan aksi unjukrasa tersebut di kantor Bupati Asahan.
Menurutnya pada R –APBD Asahan 2011 yang berada ditangannya, ditemukan beberapa mata anggaran yang tidak tepat dan justru akan menjadi pemborosan , bahkan diduga akan menjadi cikal bakal tindak pidana korupsi.
Kumpulkan Ribuan Tanda Tangan
Sementara di Kota Tanjung Balai, peringatan hari anti korupsi sedunia, Kamis (9/12) diwarnai oleh aksi pengumpulan tanda tangan yang dilakukan oleh para mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam aliansi yakni Gerakan mahasiswa dan masyarakat peduli (Gempur). Aksi kumpulkan tanda tangan itu dilakukan di bundaran Jalan Sudirman tepatnya di depan kantor PLN.
M Azri dalam orasinya mengatakan, aksi mahasiswa ini sebagai bentuk dukungan kepada Kejari Tanjung Balai untuk menuntaskan kasus korupsi yang ada di Tanjung Balai. Sebab banyak kasus korupsi yang ada di Kota Tanjung Balai, seperti kasus MTQ dan PP109 yang melibatkan mantan Wali Kota Tanjung Balai Dr H Sutrisno Hadi SpOG, dan kasus yang berada di Dinas Pendidikan Kota Tanjung Balai.
Sebab perbuatan yang dilakukan mantan wali kota tersebut sudah membuat masyarakat Tanjung Balai sengsara.
"Seharusnya wali kota menyejahterahkan masyarakat, akan tetapi mantan wali kota membuat masyarakat sengsara dengan perbuatannya itu. Oleh sebab itu, kami meminta agar mantan wali kota segera ditangkap dan ditahan," ucap mahasiswa.
Hal ini untuk mempermudah pemeriksaan terhadap mantan orang nomor satu di Tanjung Balai, dan agar mantan wali kota yang sudah ditetapkan tersangka tidak lari.
Dikatakannya, bahwa korupsi adalah musuh dunia, sehingga harus diberantas hingga keakar-akarnya agar tidak ada lagi korupsi di dunia ini. Dan barang siapa yang melakukan perbuatan korupsi agar dihukum seberatnya, agar pejabat tidak ada lagi yang berani melakukan korupsi.
"Maka kami selaku mahasiswa dan masyarakat akan ikut terus berperan serta, dalam mengawasi atau mengkontrol perbuatan pejabat yang ada di Kota Tanjung Balai ini," tambahnya.
Dari pantauan METRO di lapangan, banyak masyarakat maupun pengendara yang lewat di tempat aksi, turun dari kendaraanya untuk membubuhkan tanda tangannya di spanduk yang panjang. (van/sht)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar