Puasa yang benar artinya puasa yang sesuai dengan kaidah agama, juga kesehatan. Untuk itu, perlu difahami bahwa berpuasa bukanlah memindahkan waktu makan siang hari menjadi malam hari, atau memindahkan waktu asupan kalori.
Tapi puasa lebih kepada mengatur pola makan yang selama ini kurang sehat dan cenderung berlebihan, menjadi pola makan yang sehat dan memberikan kesempatan kepada usus untuk beristirahat. Serta memecah simpanan lemak yang ada dibawah kulit tertutama pada daerah perut dan bokong. Puasa yang dilaksanakan dengan makan dan minum berlebihan di malam hari, lebih tepat disebut dengan ’puasi’.
Banyak pertanyaan yang diajukan kepada dokter, bagaimana tips agar puasa tidak menimbulkan rasa lesu dan malas, bahkan kalau bisa mengurangi rasa lapar dan haus. Mereka lupa, bahwa puasa adalah rasa lapar dan haus. Maka bermunculanlah iklan makanan dan minuman serta obat-obatan yang katanya dapat memberikan kesegaran dan kebugaran selama menjalankan ibadah puasa.
Firman Allah yang sudah sangat dikenal oleh umat Islam adalah Surah Al-Baqarah ayat 183 yang di antaranya menyatakan bahwa puasa juga telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum Nabi Muhammad SAW.
Para ahli antropologi telah mengetahui bahwa manusia kuno telah melakukan puasa berdasarkan fitrah dan naluri sebelum agama-agama diturunkan. Orang-orang mesir kuno telah mengenal puasa 5000 tahun sebelum turunnya agama. Demikian pula bangsa Yunani dan bangsa Romawi, jauh sebelum datangnya Kristen. Peninggalan-peninggalan kuno menunjukkan bahwa manusia-manusia purba tersebut telah melaksanakan puasa dengan peraturan-peraturan yang rapi dan mereka telah mengenal puasa dengan segala jenis dan tujuannya.
Dengan menahan lapar dan haus selama waktu tertentu, persis seperti puasa yang kita jalankan saat ini, mereka mempercayai akan tercapai tujuannya untuk membersihkan roh dan membiasakan diri untuk bersabar, untuk menebus dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Sebagai tanda sedih atas kematian seseorang atau mengharapkan suatu rahmah dari arwah-arwah keluarga mereka yang mati, dan ada juga yang berpuasa untuk melaksanakan membayar nazar.
Yang jelas, mereka berpuasa karena ingin belajar dari pada puasa itu tentang disiplin, ketenangan dan kepatuhan. Dan akhirnya mereka berpuasa dengan tujuan-tujuan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Semua kenyataan tersebut di atas mendorong para ahli untuk berfikir secara ilmiah untuk menganggap puasa sebagai suatu gejala fisiologi dan bukan semata suatu hasil dari proses iradah. Artinya, menurut bahasa ilmiah, puasa adalah suatu keharusan hidup untuk kesehatan manusia; persis seperti kebutuhan manusia terhadap makan, udara atau bernafas, gerak dan tidur. Setiap makhluk hidup jika tidak diberi kesempatan untuk tidur atau bergerak, maka tubuhnya akan menderita berbagai bentuk penyakit.
Demikian pula sekiranya ia tidak menjalankan puasa, maka tubuhnya akan dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit. Apa yang berlaku pada binatang juga berlaku pada manusia secara fisiologi. Dalam bahasa ilmu kesehatannya, berpuasa berupakan salah satu perilaku hidup sehat.
Kita semua sudah tahu, puasa diperintahkan Allah kepada umat Islam dan umat-umat lain sebelumnya agar kita menjadi takwa (la'allakum tattaquun), bukan supaya kita sehat. Tak ada satu pun keterangan lain yang secara eksplisit menyebutkan kaitan antara puasa dan sehat, hanya disebutkan ”puasa lebih baik bagimu, bila kamu mengetahui”.
Ada hadis Nabi yang artinya kira-kira, "Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat". Sehat disini cakupannya sangat luas bila ditinjau dari bahasa Islami, bukan sekadar terhindar dari penyakit fisik dan mental. Termasuk sehat sosial dan spritual. Lalu kira-kira dimanakah letak keterkaitan antara puasa Ramadan yang kita jalani setiap tahun ini dan perilaku hidup sehat ?
Beberapa fakta
Menahan lapar dan haus, apalagi pada siang hari yang panas terik, terkadang memang butuh perjuangan tersendiri. Namun, jika puasa kita dilandasi dengan iman dan keikhlasan untuk ibadah, rasanya rasa lapar dan haus itu tak berarti apa-apa. Apalagi jika kita menyadari bahwa puasa ternyata juga membawa begitu banyak hikmah dan manfaat buat kita. Sebagaimana dijanjikan Allah melalui firmannya, dan ilmu manusia pasti tak mampu menjangkau Yang Maha Tahu, Yang Maha Bijaksana dan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Dengan puasa, kelebihan asupan kalori ke dalam tubuh akan dikurangi, hal sangat besar manfaatnya bagi orang-orang di usia 40 tahun atau lebih. Karena dapat mengendalikan kelebihan berat badan dan keseimbangan hormon dalam darah, terutama hormon insulin yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat (gula).
Puasa terbukti mampu meningkatkan derajat kesehatan. Penyakit lambung (maag), tekanan darah tinggi, kadar lemak darah yang tinggi dan kadar gula darah akan lebih terkontrol. Penelitian menunjukkan, puasa sangat baik dilakukan oleh orang yang kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi.
Sudah umum diketahui bahwa, kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan kerusakan pada dinding pembuluh darah, terutama pembuluh nadi dan bahkan dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak, maka terjadilah stroke, dan bila terjadi di daerah jantung maka timbullah penyakit jantung koroner yang bisa menyebabkan serangan penyakit jantung mendadak dan menimbulkan kematian karena tersumbatnya aliran darah ke otot jantung.
Dari hasil penelitian pula diketahui, puasa bisa meningkatkan kolesterol 'baik' (HDL) sebanyak level tertentu, dan menurunkan lemak trigliserida (TG) ke batas nilai normal. Lemak TG merupakan bahan pembentuk kolesterol 'jahat' (LDL).
Puasa juga akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Bahwa radikal bebas oksigen yang berlebihan di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya mutasi, dan kerusakan dinding sel.
Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas ini. Bagi orang yang sehat, puasa juga akan mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe-2 (umumnya pada dewasa). Ini karena saat puasa, dengan sendirinya konsumsi kalori secara fisiologis akan berkurang. Hal ini akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah.
Lebih jauh, hal ini akan meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah. Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah terjadinya penyakit diabetes tipe-2. Selain itu, ada beberapa manfaat lain dari puasa yaitu: mendorong terjadinya rejuvinasi (pergantian) sel-sel tubuh yang baru, membantu menurunkan tekanan darah bagi yang menderita tekanan darah tinggi, gangguan lambung (maag) fungsional kebanyakan akan membaik berkat puasa, terjadinya pemecahan cadangan lemak di bawah kulit dan rongga perut. Dengan demikian terjadi penggantian deposit/cadangan lemak di tubuh. Ada penelitian yang menyimpulkan bahwa dengan berpuasa yang benar dapat meningkatkan volume semen (cairan mani pada laki-laki) dan persentase spermatozoa hidup dan jumlah total spermatozoa juga meningkat.
Nah, agar puasa yang tengah kita jalankan ini memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi kesehatan, maka laksanakan puasa dengan benar. Alangkah baiknya, bila kebiasaan-kebiasaan makan yang telah dibentuk selama menjalani puasa di bulan Ramadhan ini, dilanjutkan setelah Ramadhan berakhir, misalnya dengan melakukan puasa Senin-Kamis yang memang juga dianjurkan oleh agama. ( Dr drUmar Zein : Penulis adalah pemerhati kesehatan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar