SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI PIMPINAN CABANG IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

Kamis, 03 Juni 2010

Demi Raih Award dari Depag RI Bupati Diduga Suap Juri

Bupati Asahan, Drs H Risuddin disebut-sebut menyuap tim juri demi meraih award dari Depag RI. Kabarnya Risuddin menyuap tim juri sebesar Rp10 juta. Ini belakangan terendus dilakukan pejabat di Pemkab Asahan, saat akan merebut award dari Departemen Agama RI di Jakarta, beberapa bulan lalu. Award yang jadi rebutan daerah itu terkait kepedulian pemerintah terhadap dunia pendidikan keagamaan di sekolah umum.
Bagi Pemda yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan bidang keagamaan, alamat akan mendapat reward (penghargaan). Tapi itu bukan pekerjaan mudah. Seluruh kabupaten/kota di Indonesia ikut ambil bagian dalam perebutan mendapatkan penghargaan itu.

Namun dengan mulus, Asahan bisa mendapatkannya. Caranya pun relatif lebih gampang. Itu bisa terjadi berkat bantuan seorang PNS di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Asahan. Kepada koran ini, PNS Kemenag Asahan itu mengaku, award diraih dengan ‘menyuap’ tim penilai (juri) sebesar Rp10 juta.

Dia mengisahkan, beberapa waktu sebelum tim penilai dari kementerian agama pusat terjun ke daerah-daerah, dia secepatnya menginformasikan ke pejabat di Pemkab Asahan.

‘’Saya katakan, ada award dari Kementerian Agama, apakah pak bupati berkenan mendapatkannya? Saat itu dijawab seorang pejabat yang dekat dengan bupati, apapun caranya, award itu harus diraih oleh Pemkab Asahan," kata PNS Kemenang itu.

Mendapat sinyal perintah untuk merebut award, PNS tadi pun mulai bergerilya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mendekati dan mendampingi tim penilai saat turun ke daerah.

Hasilnya pun berbuah manis. Saat tim penilai beserta sejumlah pejabat Pemkab Asahan di antaranya Sekda Erwin S Pane, Kadis Dikjar Bambang G dan Kabag Sosial Seno diundang ke Jakarta untuk presentase, sinyal Asahan meraih award itu pun mulai tergambar jelas. Apalagi, hubungan antara PNS Kemenag Asahan dengan salah seorang juri, sudah terjalin akrab. Alhasil, beberapa waktu setelah para pejabat Asahan pulang dari Jakarta, award pun diperoleh. Senyum bangga Bupati Asahan pun sempat diabadikan sejumlah media, saat menerima penghargaan tersebut.

‘’Tapi saya yang malah dikenai beban memberikan uang Rp10 juta kepada tim penilai. Itu saya dahulukan dari uang pribadi saya. Pemkab belum mau bertanggungjawab melunasi uang yang saya pakai untuk melobi tim penilai dari Jakarta,’’ kata PNS itu lagi.

Upaya untuk menagih uang tersebut, sudah berulangkali dilakukannya. Tapi selalu mental dan kandas. Sekretaris Daerah Asahan, Erwin S Pane, yang ditemui, Rabu (2/6) terkejut ketika mengetahui persoalan uang ‘lobi’ tim penilai itu belum beres juga. Erwin tak mengelak, ada merencanakan uang tesebut diberikan kepada tim, saat ia dan sejumlah pejabat Asahan, diminta mempresentasekan perhatian Pemkab Asahan terhadap pendidikan keagamaan di sekolah umum.

‘’Saya diminta presentase malam hari lagi,’’ kata Erwin. Saat ditanya, bagaimana dengan persoalan ‘uang pelicin’ untuk tim penilai yang masih menjadi ganjalan bagi seorang PNS Kemenag Asahan? Erwin hanya berjanji akan menyelesaikannya. Namun realisasinya ada, setelah sejumlah pejabat terkait dipanggil. ‘’Award ini sebenarnya menyangkut dinas pendidikan dan bagian sosial. Nanti saya panggil dulu kedua pejabatnya, untuk membicarakan masalah ini,’’ kata Erwin lagi.

Dia mengakui, persoalan ini sudah berlangsung lama. Malah dia menyesalkan, kenapa tak sejak lama informasi mengenai ‘uang pelicin’ itu dibicarakan ke pihaknya. (Wik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Kantor Kejari Dihotmix, Dinas PU Asahan Dituding Beri Gratifikasi ke Kejari