SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI PIMPINAN CABANG IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

Kamis, 18 Agustus 2011













Jika hitungan saya tidak keliru, hari ini Bupati/Wakil Bupati  Taufan/Surya genap seratus hari memimpin Kabupaten Asahan. Pertanyaannya, apa yang sudah mereka lakukan untuk mendorong Asahan bersih? Seratus hari memang bukan waktu yang cukup untuk menilai kinerja seorang pemimpin. Tetapi bagi
pemimpin yang cekatan dan visioner tentu saja banyak yang bisa dilakukan dalam seratus hari untuk membangun pondasi birokrasi pemerintahannya.
Oleh karena itu selama seratus hari ini saya coba ikut mengamati, baik melalui pemberitaan media maupun dengan menyerap informasi dari berbagai diskusi di wall FB dan dalam kotak inbox. Dari data terbatas yang berhasil saya amati, beberapa catatan kritis ini disusun menjadi bagian dari upaya mendorong Asahan bersih.

Seratus hari kepemimpinan Taufan Surya diawali dengan gejala politik yang tidak begitu kondusif bagi terbangunnya budaya pemerintahan yang partisipatif dan transparan. Hal ini bahkan sudah dirasakan, persis di hari pertama Taufan Surya resmi memegang tempuk kekuasaanya. Suasana pelantikan yang terkesan sangat tetutup, ditandai dengan pembatasan pers dan penjagaan keamanan yang ekstra ketat seolah memberikan sinyal kepada publik bahwa pemerintahan ini kelak tidak terlalu suka diawasi oleh masyarakat.

Kondisi tersebut tentu sangat kontras dengan pencitraan selama ini bahwa Taufan Surya adalah pemimpin yang terbuka, sederhana dan merakyat. Lebih memprihatinkan lagi ketika terjadi pembungkaman aspirasi mahasiswa dengan cara yang tidak patut oleh oknum petinggi pemerintah dan penegak hukum. Meskipun insiden itu belum tentu atas seijin dan sepengetahuan Taufan Surya, tetapi setidaknya telah memberikan kesan adanya inkonsistensi pencitraan yang selama ini dilekatkan kepada Taufan Surya sebagai pemimpin yang religius.

Orang boleh saja membantah ini tidak ada hubungannya dengan citra seorang pemimpin. Namun saya berpendapat lain, justeru berbagai “insiden”  itu memberikan pesan yang kuat kepada masyarakat tentang bagaimana gaya kepemimpinan Taufan Surya yang akan mewarnai pemerintahan selama lima tahun mendatang.  Apalagi  setelah insiden malam jahanam itu terjadi, toch tidak ada satupun pernyataan dan tindakan yang diambil terhadap aparat yang diduga melakukan hal tidak terpuji itu.

Periode awal pemerintahan Taufan Surya juga diwarnai dengan insiden gagalnya Paripurna pertama pembahasan RAPBD-P, diduga akibat pembagian dana aspirasi yang tidak merata. Insiden politik ini juga memberikan sinyal yang buruk, bahkan mengarah pada bentuk “penyandraan politik” oleh partai koalisi pendukung pemerintahan Taufan Surya.

Di sisi lain, rekrutmen jabatan struktural di SKPD berjalan sangat lambat, tidak terbuka dan kurang partisipatif sehingga jauh dari prinsip-prinsip "beauty contest" yang seharusnya dapat dianut. Hingga saat ini bisa dikatakan bahwa "kabinet baru" pemerintahan Taufan Surya belum terbentuk sebagaimana mestinya. Belum lagi proses penerimaan CPNS Asahan 2010 yang sarat dengan potensi penyimpangan karena disinyalir dari banyaknya rumor yang ebredar tentang praktek manipulasi, kolusi dan sistem jatah. Sayangnya semua sinyalemen ini tidak cukup disikapi oleh pemerintahan Taufan Surya secara meyakinkan  sehingga dapat dipastikan bahwa penerimaan CPNS Asahan 2010 akan berlangsung lebih transparan dan akuntabel.

Secara khusus saya juga mencatat tampaknya masa depan Asahan bersih dibawah pemerintahan Taufan Surya cenderung akan menjauh dari harapan. Ketika sebagian [besar] pers dan LSM yang seharusnya menjadi pilar pengawas sosial politik eksternal belum mampu melepaskan ikatan historis sebagai bagian dari kelompok pendukung Taufan Surya pada saat pemilukada lalu. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan untuk mengoreksi kebijakan Taufan Surya yang dikeluhkan masyarakat selama menjalankan seratus hari pemerintahannya. Dalam beberapa hal bahkan tampak lebih resisten dari Taufan Surya sendiri. Sikap seperti ini tentu saja memberikan imaje yang tidak terlalu positif juga untuk Taufan Surya.

Beberapa kalangan Pers dan LSM sebenarnya dapat memainkan peran kontrol yang efektif terhadap pemerintahan Taufan Surya untuk memperkuat daya tahan pemerintahan. Posisi mereka yang berada di dalam sistem diharapkan  mampu mewarnai proese perumusan kebijakan sehingga mengawal agar kebijakan dan program pemerintahan Taufan Surya tetap berfihak kepada rakyat kecil dan miskin papa. Namun tetapi tampaknya hal ini masih sulit dilakukan karena pengaruh partai politik terhadap pemerintahan Taufan Surya ternyata lebih kuat dibandingkan pengaruh kawan-kawan LSM dan Pers di Asahan.

Catatan kritis ini tentu saja tidak mewakili kondisi pemerintahan Taufan Surya secara keseluruhan mengingat keterbatasan pengamatan karena posisi saya yang jauh dari pusat kekuasaan di Asahan. Saya juga meyakini bahwa di luar itu semua pemerintahan Taufan Surya juga melakukan sesuatu yang tentu saja menurut mereka sebagai bagian dari upaya membangun Asahan lebih baik. Meskipun kita masih bisa mendiskusikan lebih lanjut mengenai proses dan kualitasnya.

Sekali lagi, catatan ini memang baru mengambil  beberapa sudut fokus saja sehingga tidaks emua sudut mendapat sorotan. Dengan adanya catatan kritis yang terbatas ini diharapkan dapat diperoleh potret yang sedikit lebih jelas tentang masa depan Asahan Bersih dan Sejahtera selama lima tahun kedepan dibawah kepemimpinan Taufan Surya. Semoga!(Bem simpaka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman Kantor Kejari Dihotmix, Dinas PU Asahan Dituding Beri Gratifikasi ke Kejari